Soto Santan Bogor Bang Ali Dengan Nuansa Aceh
Kota Bogor tak cuma identik dengan Kebun Raya atau Istana Presiden. Kota Hujan ini juga kondang di kalangan para penikmat kuliner. Sedari pagi, siang, hingga malam, beragam jajanan tersaji di sini. Mulai tempat makan kelas kakilima hingga kelas restoran, menawarkan beragam makanan yang variatif: asinan, taoge goreng, roti unyil, hingga soto bogor yang khas.
Nah, kalau Anda termasuk pecinta soto Bogor, sudah seharusnya Anda mencicipi lezatnya soto berkuah kental kuning adonan Bang Ali.
Lokasi soto Bogor Bang Ali yang terkenal dengan merek Soto Santan Bang Ali ini mudah ditemukan kok. Silakan pacu kendaraan Anda ke Jalan Pemuda, dekat Gedung Olahraga Pajajaran. Nah, soto Bang Ali ada di situ, tepatnya di sebelah pabrik ban Good Year. Bang Ali membuka kedai soto santan ini mulai pukul 07.00 dan tutup pukul 20.00 WIB, saban hari.
Kalau ingin menikmati soto santan ini tanpa harus mengantre, sebaiknya jangan datang saat jam makan siang. Sebab, kedai Bang Ali tidak luas, ukurannya cuma 4 meter x 6 meter. Di saat jam makan siang, dua meja di kedai itu tak mampu menampung seluruh pengunjung. Meja terbesar yang mengitari dinding kedai cuma mampu memuat 15 orang doang.
Bang Ali juga pedagang makanan yang berprinsip first come, first served, siapa yang datang pertama akan dilayani duluan. “Ini memang warung soto, tapi kami punya budaya antre,” tegas Bang Ali.
Ada sentuhan Aceh
Soto santan yang buka pertama kali pada 1975 ini memang sudah kondang. Pelanggannya berasal dari berbagai kalangan: pegawai negeri, karyawan swasta, bintang sinetron, hingga petinggi Polri dan TNI. Mereka jadi pelanggan setia kedai ini. Dari kalangan artis, pemain sinetron Syahrul Gunawan dan personel band Element Ferdy Tahier adalah dua dari sekian banyak pelanggan Bang Ali.
Memang, kalau cuma menilik tampilannya, soto santan Bang Ali ini tak jauh beda soto bogor yang lain. Kuahnya berwarna kekuningan dengan taburan bawang goreng cokelat dan daun bawang nan hijau segar. Namun, cara penyajian soto di kedai ini berbeda dengan soto bogor lain: Bang Ali menggunakan piring, bukan mangkuk.
Penggunaan piring ini ternyata pengaruh dari kebiasaan orang Aceh. “Orang di Aceh biasanya menyajikan makanan berkuah menggunakan piring, bukan mangkuk,” jelas Andri, keponakan Bang Ali yang juga ikut bekerja di warung soto ini.
Pengaruh budaya Serambi Mekkah ini hadir lantaran Bang Ali lahir dan menghabiskan masa kecil di ujung barat Nusantara tersebut. Ia terlahir bernama Ali Arifin dengan orangtua berasal dari Jawa. Sekitar tahun 1938, bapaknya yang tentara ditugaskan di Aceh. Tahun 1942 Bang Ali dilahirkan dan tumbuh hingga berusia 11 tahun, sebelum ikut orangtua hijrah ke Bogor.
Pengaruh Aceh ini juga terasa di bumbu soto santan Bang Ali. Di kuah sotonya ada rasa asam yang berasal dari asam sunti, bumbu wajib masakan Aceh. Tahukah Anda apa asam sunti? Itu adalah adalah belimbing wuluh yang dikeringkan.
Di Bogor, penggunaan asam sunti sebagai bumbu masak memang tidak lazim. Tapi justru inilah yang menyebabkan soto Bang Ali begitu istimewa di lidah. Bumbu rempah lain yang membuat lidah tak bosan mencecap adalah salam, serai, lengkuas, dan merica.
Bang Ali mengaku belajar memasak dan meracik bumbu soto dari ibunya. Sang ibu yang pintar bergaul saat tinggal di Aceh mengadopsi bumbu masak khas Aceh ke dalam soto santan. Hasilnya, Bang Ali menyebut soto ini sebagai soto asimilasi. “Ada sedikit rasa manis yang dipengaruhi budaya Jawa, ada pedas dan asam dari Aceh, dan soto santan dari Bogor,” kata Bang Ali.
Kekhasan yang lain, daging yang menjadi isi soto santan Bang Ali ini tak cuma diungkep atau direbus, tapi juga digoreng. Isi soto ini digoreng untuk mendapatkan citarasa gurih.
Namun, Bang Ali mengungkapkan, hanya babat yang tak boleh digoreng. Pasalnya, kalau digoreng, babat malah jadi alot. Cara penyajiannya, isian ini dipotong kecil-kecil, kemudian diguyur dengan kuah.
Soal variasi isian, pengunjung juga punya banyak pilihan. Jika pedagang soto pada umumnya paling banter hanya menyediakan soto daging, babat, kikil, atau limpa, Bang Ali punya 10 jenis isian soto. Ada daging, kikil, usus, hati, babat, hingga yang jarang ditemui seperti paru, lidah, jantung, dan otak.
Semua jenis isian ini berasal dari sapi. Sejak dulu Bang Ali memang hanya menyediakan isi soto dari sapi. Jika ingin mencicipi semua isian dalam satu piring, Anda bisa memesan soto campur.
Bang Ali menawarkan menunya dalam tiga pilihan porsi: kecil, sedang, atau besar. Harga porsi kecil berisi dua potong isian Rp 10.000, porsi sedang – yang berisi tiga potong isian – seharga Rp 12.000, dan porsi besar berisi lima potong isian dia pasangi tarif Rp 18.000.
Tak sabar ingin mencoba? Silakan, tapi harus ingat kolesterolnya, ya.
Soto Santan Bang Ali
Jl. Pemuda, Kios Pasar Hewan Nomor 10–11, Bogor
(setelah pabrik Good Year).